Djual Cash Kredit Tanpa Uang Muka Click..! Tanah Kapling Lokasi Strategis Pinggir Jalan Poros Sempaja Samarinda Ke L2 Tenggarong & Sei Siring BSB


Sample Warna Finishing
Pilihan warna oscar jok
Pilihan warna oscar jok
Pilihan warna oscar jok
Pilihan warna oscar jok
Pilihan warna oscar jok
Pilihan warna oscar jok
Pilihan warna oscar jok
Pilihan warna oscar jok
Pilihan warna oscar jok

Selamat Jalan Osama, Semoga Amerika Sadar.....!! dan Perjuanganmu Tidak Sia-Sia

Tewasnya Osama bin Laden disambut beragam oleh masyarakat dunia. Artinya, ada pihak yang senang, namun banyak pula yang berduka, seperti pemimpin Hamas. Haniyeh angkat jempol atas perjuangan Osama melawan sikap arogansi Amerika dan antek-anteknya dari Eropa yang mengobok-obok negara Islam.
Haniyeh bahkan menilai Osama sebagai pejuang suci bagi bangsa Arab sekalipun sejumlah pemimpin di Timur Tengah termasuk Arab Saudi ikut bergembira atas tewasnya Osama yang di mata AS sebagai gembong terorisme. Pemerintah Arab Saudi pun menolak menerima jenazah Osama saking bencinya.
Kalau media Barat mengutuk habis Osama dengan judul provokatif menggunakan kata ‘’bangsat’’ atau ‘’bedebah’’ maka di belahan bumi lain mengucapkan, ‘’Selamat jalan Osama, terkutuk Amerika,’’ demikian teriak pendukung Osama di Palestina atas peristiwa serangan pasukan elite Amerika ke rumah tempat Osama bersembunyi di pinggiran kota Pakistan Senin (2/5) dinihari.
Di Indonesia, kematian Osama pun disambut beragam. Banyak yang memuji keberaniannya melawan AS, tapi banyak pula yang menilai model perjuangan Osama merusak citra umat Islam. Presiden SBY memberi instruksi kepada aparat keamanan untuk meningkatkan kewaspadaannya atas kemungkinan terjadi aksi balasan dari kaki tangan jaringan Al-Qaeda di Indonesia.
Seperti diketahui, sejumlah WNI pernah diberitakan mendapat pelatihan militer di base camp Al-Qaeda, khususnya di pegunungan Afghanistan sampai perbatasan Pakistan, seperti halnya Hambali sampai Umar Patek.
Di luar dugaan
Tercatat, tentara gabungan Amerika dan penguasa binaan AS di Afghanistan berulang kali melancarkan operasi besar-besaran terhadap kubu Al-Qaeda di timur Afghanistan. Serangan udara dan darat diarahkan ke kewasan pegunungan Torabora tahun 2001 menimbulkan banyak korban di kubu Taliban, namun Osama dapat selamat dan terus membenahi pasukannya.
Sejumlah media asing sempat memberitakan Osama mati terkubur di lubang-lubang persembunyiannya di kawasan Torabora. Namun hal itu terbantah, Osama pun muncul di media Arab dengan seragam khasnya, menyandang senjata otomatis laras panjang lagi duduk atau berdiri di tenda-tenda darurat.
Sejak upaya pembunuhan besar-besaran itu gagal, Osama pun dilaporkan hidup berpindah-pindah tempat dan meningkatkan kewaspadaan. Ia dan pasukannya terus bergerak sehingga sulit terdeteksi intelijen lawan. Osama dan pengikutnya terus berpindah dari satu pegunungan ke pegunungan lain, dari satu kawasan gurun ke kawasan gurun pasir lainnya, mencari dan membangun lubang-lubang persembunyian dan pertahanan bawah tanah.
Tak sekalipun Osama diberitakan mencari tempat perlindungan di kawasan yang ramai penduduk, apalagi di kawasan perumahan elite, seperti di Abbotabad, kota berjarak kurang-lebih 100 km dari ibukota Pakistan, Islamabad. Justru itu, operasi militer pasukan AS terhadap rumah mewah di Abbotabad sungguh di luar dugaan banyak pengamat militer, sepertinya Osama sudah meninggalkan kebiasaannya berpindah-pindah di kawasan pegunungan yang sulit ditembus dan dilacak lawannya.
Tak pelak lagi, operasi militer yang dilancarkan AS ke perumahan elite di pinggiran Pakistan itu cukup mengejutkan publik. Apalagi, Osama ditemukan tewas terkapar di kamarnya bersama putra dan keluarganya, sebagaimana klaim pejabat AS yang dibenarkan Presiden Obama (Waspada, 3/5). Pengejaran gembong teroris itu pun berakhir setelah 10 tahun lamanya Osama sukses mempermalukan negara adidaya Amerika lewat serangan dua pesawat terhadap gedung kembar pencakar langit WTC dan Pentagon.
Bagaimana dengan label ‘’gembong teroris’’ untuk Osama? Tentunya terpulang dari sudut pandang masing-masing. Sebagian mendukung opini yang dikembangkan Amerika, namun di belahan dunia lain malah menuding AS lah yang sebenarnya ‘’Real Terrorist’’ karena seenaknya menyerang bangsa lain, menewaskan rakyat sipil tak berdosa, seperti di Afghanistan, Irak dll.
Sementara di Palestina, pemimpin AS berdiam diri seolah-olah tidak tahu ketika negara bonekanya, Israel, menyerang rakyat Palestina termasuk wanita dan anak-anak di tanah kelahirannya yang sah sebagaimana fakta sejarah.
Kalau Arab Saudi, negara di mana Osama bin Laden dilahirkan dan bersekolah bahkan sempat menjadi milyuner mendukung langkah AS memerangi Al-Qaeda, hal itu dikarenakan negara kaya minyak itu sudah menggantungkan keselamatan negaranya di bawah tekanan sang ‘’polisi dunia’’ sehingga raja-raja di Arab merasa aman dari gangguan sesama negara di Timur Tengah yang sejak zaman ‘’beheula’’ dikenal tidak pernah hidup rukun.
Sedangkan di kalangan bawah atau rakyat banyak yang tidak sependapat dengan pemerintahnya. Belakangan ini malah mulai berani melakukan unjuk rasa menuntut reformasi mencontoh gejolak politik di Tunisia, Mesir dll.
Jika Iran dan sejumlah pemimpin dunia berani mendesak Amerika mundur dari Afghanistan setelah tewasnya Osama karena AS selalu memberi alasan ingin mengejar sang gembong teroris itu. Kini, dengan kematian Osama yang diumumkan sepihak oleh Amerika sehingga menimbulkan banyak spekulasi dan propaganda, sudah tidak beralasan bagi Presiden Obama terus mengirimkan dan mempertahankan militernya ke berbagai negara, termasuk Timur Tengah dengan dalih memerangi terorisme.
Alasan Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast, jika pasukan Amerika mundur maka perdamaian akan mudah diciptakan ketimbang tetap bercokol di sejumlah negara Arab dinilai logis. Namun, melihat besarnya kepentingan ekonomi Amerika di Timur Tengah membuat banyak pihak tidak yakin AS mau ke luar dari sejumlah negara Arab.
Berharap AS sadar
Pasca tewasnya Osama tidak sulit memprediksi siapa penggantinya karena pengaderan di organisasi Al-Qaeda sudah berjalan dengan baik dan terstruktur. Osama misalnya sejak lama sudah mempersiapkan sejumlah anak buahnya, termasuk paling menonjol Ayman Al-Zawahri diyakini segera mengambil alih jabatan tertinggi Al-Qaeda itu agar tetap eksis mempersiapkan ‘’amunisi’’ baru menyerang simbol-simbol Amerika di belahan dunia mana pun juga. Antisipasi perlu sebagaimana dilakukan banyak negara, termasuk pemerintah Indonesia.
Zawahri bukan tokoh biasa. Kemampuannya di atas ata-rata. Ia adalah seorang dokter dan ahli bedah kelahiran Mesir. Pintar, mintelektual, kuat memegang perinsip ideologi perjuangan. Selama ini ia adalah orang kedua di Al-Qaeda setelah Osama.
Dialah otak pengatur strategi di belakang Osama dan jaringannya sehingga menakutkan bagi AS dan sekutu. Dia sudah pernah beberapa kali menampilkan wajahnya ke publik saat mencela AS dan sekutunya dalam video, sebagaimana dilansir kantor berita asing.
Dalam pantauan terakhir oleh SITE Intelligence Group bulan lalu, Zawahri mendesak umat Muslim untuk memerangi NATO dan pasukan AS di Libya karena semakin ‘’membabi-buta’’ dalam upaya membunuh Khadafi, tokoh kharismatik dan kontroversial bangsa Libya itu.
Oleh karena itu, banyak negara menghendaki AS menarik pelajaran melihat gencarnya perlawanan yang diberikan jaringan Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden selama ini yang sudah sekian lama menjadi target operasi militer. Kepala Osama dihargai 25 juta dolar. Sama dengan kepala calon penggantinya.
Perkembangan yang diharapkan dunia pasca tewasnya Osama adalah AS sadar atas kesalahannya terhadap umat Islam. Jika itu dilakukan Obama dengan mengubah politik luar negerinya, lebih menghargai hak asasi manusia khususnya kemajuan dunia Islam, pastilah membantu menciptakan perdamaian dan keamanan di dunia.
Tapi, kalau AS tidak sadar juga, besar kemungkinan akan muncul Osama-Osama baru yang lebih militan demi memperjuangkan harkat dan martabat bangsa Arab yang dizalimi bangsa lain demi mempertahankan kedaulatan negara dan eksistensi umat Islam dunia.
Penutup
Sosok Osama memang kontroversial. Sukses meraup kekayaan di masa muda, ikut membantu Amerika memerangi Soviet di Afghanistan, kemudian balik memerangi Amerika dan sekutu lewat jaringan Al-Qaeda yang dibentuknya sendiri dengan bergerilya.
Tewasnya Osama mengejutkan bagi sebagian masyarakat dunia, kehilangan bagi sebagian umat Islam yang membenci sikap arogansi Barat. Karena itulah Osama memilih berjuang melawan kaum zionis –khususnya AS yang menjadi simbol ketidakadilan dunia.
 Tewasnya Osama dengan meninggalkan banyak misteri yang belum selesai, termasuk penguburannya dengan cara dibuang ke laut bagaikan sampah, sangat menyakitkan perasaan umat Islam. Jadi, selama penguasa dunia (Obama cs) belum menyadari kesalahannya, terus menerapkan standar ganda, selama itu pula perdamaian dunia sulit terwujud.***** ( Sofyan Harahap  )